(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
Oleh: Imron Rosidi, M.Pd
Kata Kunci: Karya Tulis, PTK, metodologi
Banyak cara untuk dapat meraih prestasi. Salah satunya dengan selalu menyusun Karya Tulis Ilmiah selanjutnya disebut KTI. Dengan menyusun KTI, seorang guru akan terbiasa untuk berpikir ilmiah, melakukan eksperimen, menelaah buku-buku pengetahuan, memecahkan masalah pembelajaran, berinovasi dalam metode dan teknik pembelajaran, dan menulis laporan dengan runtun dan benar. Kegiatan tersebut tentunya diharapkan dapat mengangkat derajat guru sebagai tenaga profesional sehingga dapat meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (pasal 4, UU No. 14 tahun 2005).
Untuk dapat menyusun KTI (dalam hal ini PTK), seorang guru harus memiliki “knowladge” tentang pengertian PTK, karakteristik PTK, prosedur PTK, sistematika PTK, analisis data PTK, dan bagian- bagian laporan PTK. Dengan pemahaman tersebut diharapkan penelitian yang dilakukan tidak rancu dengan bentuk penelitian yang lain. Selain itu, penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran benar-benar dapat terejawantah yang pada akhirnya dapat membantu anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diamanatkan dalam KTSP.
Tentunya, kita semua sepakat bahwa yang menjadi kajian dalam PTK adalah masalah pembelajaran. Masalah yang dimaksud di sini adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretis maupun praktis. Hanya saja, tidak semua masalah perlu dikaji dalam sebuah penelitian. Masalah yang dipilih hendaknya memenuhi empat kriteria, yaitu: 1) harus sesuai dengan minat peneliti, 2) harus dapat dilaksanakan, 3) harus tersedia faktor pendukung, dan 4) harus bermanfaat (Arikunto, 1999:26). Penelitian tidak akan dapat dilaksanakan apabila faktor pendukung tidak memadai, misalnya literatur yang kurang menunjang, dana, waktu, sarana dan prasarana yang tidak sesuai, dan sebagainya.
PTK (class room action research) saat ini sedang menjadi bentuk penelitian yang sedang naik daun di Indonesia, khususnya di kalangan guru. Dalam lomba karya tulis bagi guru tingkat nasional, bentuk penelitian ini biasanya berhasil meraih juara. Begitu juga karya tulis yang diajukan untuk kenaikan pangkat ke IV b ke atas pada umumnya berbentuk PTK. Mengapa demikian? Bentuk penelitian ini menawarkan pendekatan dan prosedur yang memiliki dampak langsung kepada guru dan anak didik, yaitu (1) perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas, (2) implementasi berbagai program di sekolah dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses (Natawijaya, 1999). Selain itu, PTK selalu menghasilkan berbagai inovasi media, teknik, dan metode pembelajaran yang diharapkan dapat memenuhi paradigma baru dalam pembelajaran, yaitu dari teacher centered menuju student centered.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Salah satu perbedaan antara PTK dengan bentuk karya tulis ilmiah lainnya (penelitian eksperimen) adalah adanya siklus dalam setiap tahapan. Setiap tahapan mengandung beberapa kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi/analisis, dan refleksi. Menurut Stephen dan Mc Taggart (1988), analisis dan refleksi merupakan dua kegiatan yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Sebaliknya, pada penelitian eksperimen, untuk mengukur keberhasilan tindakan yang diteliti diperlukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal itu tidak diperlukan dalam PTK. Keberhasilan suatu metode, teknik, atau media yang diujikan dalam PTK dapat dilihat dari perkembangan secara kualitatif maupun kuantitatif hasil yang diperoleh siswa dalam setiap siklusnya.
Pengertian PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat praktis, bukan penelitian eksperimen yang cenderung menguji pengaruh maupun hubungan antara dua variabel atau lebih. PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru sebagai pelaku tindakan dalam bentuk kajian yang bersifat reflektif untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan yang dilakukan serta untuk memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran.
PTK bukan penelitian yang dilakukan dalam sekejap atau dalam sekilas pandang. Dalam PTK, peneliti menyajikan materi untuk perbaikan, subjek didik dites atau disuruh mengisi kuesioner, dan akhirnya peneliti menulis laporan praktik pembelajaran. PTK harus dilakukan secara terus-menerus untuk memperoleh hasil praktik pembelajaran yang optimal. Untuk memperoleh hasil yang optimal, peneliti perlu melakukan prosedur tertentu secara berulang-ulang, baik melalui perbaikan maupun dengan modifikasi tindakan yang dilakukan pada siklus selanjutnya.
PTK merupakan salah satu bentuk penelitian ilmiah yang memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Kegiatan PTK dipicu permasalahan praktis yang dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola program pembelajaran di kelas atau sebagai jajaran staf pengajar di sekolah.
b. PTK dilakukan secara kolaboratif dengan ciri dilakukan secara konsisten, terampil sebagai bentuk kerja sama kolegial (kesejawatan) dengan guru lain maupun para praktisi pendidikan dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan PTK, mulai identifikasi permasalahan serta diagnosis keadaan, perancangan tindakan perbaikan, sampai pada pengumpulan serta analisis data dan refleksi mengenai temuan dan laporan.
c. Pengenalan masalah pembelajaran serta upaya yang dirancang untuk mengatasi masalah tersebut. Aktivitas penerapannya dalam PTK dilakukan secara eksplisit dan sistematis. Penyebarluasan laporan dilakukan sebagai kegiatan bagian dari interaksi dan titik kesejawatan (peer review) yang kondusif bagi pertumbuhan profesionalisme.
Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kopkins (dalam Targart, 1994:57-61), ada enam prinsip dalam PTK, yaitu sebagai berikut.
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan apa pun metode PTK yang diterapkannya seyogyanya tidak berdampak mengganggu komitmennya sebagai pengajar.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
3. metodologi yang digunakan harus reliabel sehingga memungkinkan guru mengiden- tifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.
4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan dan bertolak dari tanggung jawab profesional.
5. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya.
6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara utuh.
Langkah-Langkah PTK
Seperti yang telah diuraikan di atas, sebagai salah satu bentuk karya ilmiah, PTK harus dilakukan sesuai dengan prosedur atau langkah-langkah ilmiah. Langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan oleh guru yang sedang melakukan PTK? Berikut ini disajikan secara ringkas tentang langkah-langkah PTK.
a. Mengidentifikasi Masalah Penelitian
Masalah merupakan kajian dalam setiap kegiatan penelitian. Masalah yang akan dikaji tentunya masalah riel dan praktis dalam praktik pembelajaran di kelas, misalnya: Mengapa siswa kurang memiliki partisipasi dalam pembelajaran berbicara di SD? Bagaimana menjelaskan garis bujur dan letak astronomis objek geografis pada peta konversional? Bagaimana efektivitas pemanfaatan VCD player sebagai media pencampuran warna pada pembelajaran fisika di SMP? Bagaimana upaya peningkatan hasil belajar Geografi melalui metode 2 TT dengan media korbel di SMA? Dan Bagaimana meningkatkan speed reading siswa melalui metode e-learning?
Untuk mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran yang perlu diangkat dalam sebuah PTK, guru dapat menggunakan pertanyaan: (1) masalah apa sajakah yang menjadi keprihatinan guru dalam praktik pembelajaran di kelas selama ini? (2) mengapa masalah itu menjadi keprihatinan guru? (3) apa alasan masalah itu memprihatinkan sehingga perlu diangkap dalam penelitian, dan (4) bagaimanakah bentuk pemecahannya (metode, teknik, media)?
b. Menganalisis dan Merumuskan Masalah
Hasil kegaiatan identifikasi berupa daftar seperangkat permasalahan. Permasalah-permasalahan tersebut perlu dipilih, dianalisis, dan dirumuskan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan peneliti.Untuk mencapai hal di atas diperlukan seperangkat panduan, antara lain: (1) masalah yang dipilih hendaknya benar-benar penting, bermanfaat, dan bermakna, serta memerlukan pemecahan atau perbaikan segera, (2) masalah hendaknya sesuai dengan kemampuan peneliti berdasarkan akumulasi pengetahuan yang dimiliki, dan (3) masalah yang dipilih hendaknya benar-benar menyangkut minat dan kepentingan guru dan siswa.
Setelah masalah dipilih, peneliti dapat merumuskan masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan itu bertujuan sebagai arah penelitian yang akan dilakukan. Dengan rumusan ini diharapkan peneliti dapat menentukan data yang diiginkan, teknik pengumpulan data yang akan dilakukan, serta instrumen pengumpulan data yang diperlukan. Data yang dihasilkan dalam PTK selanjutnya dijadikan bahan refleksi dalam siklus berikutnya.
c. Menentukan Tindakan yang akan dilakukan
Menentukan tindakan yang dimaksud dalam artikel ini adalah seperangkat kegiatan yang harus dilakukan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian dengan model tertentu. Ada 4 model dalam PTK, yaitu model Kurt Lewin, model Kemmis dan Mc Taggart, model John Elliott, dan model Hopkin. Uraian berikut akan disajikan model tindakan PTK yang disampaikan Kemmis dan Mc Taggart dari Universitas Deakin Australia. Model tersebut memiliki 4 langkah, yaitu (i) rencana, (ii) tindakan, (iii) observasi/analisis, dan (iv) refleksi.
Setelah menentukan model yang dipilih, peneliti mulai merencanakan langkah tindakan atau menentukan skenario pembelajaran. Skenario tindakan praktik pembelajaran dilakukan di dalam kelas sebagai tindakan awal (siklus pertama). Dengan demikian, pada siklus pertama sudah ada tindakan yang dilakukan peneliti untuk mengubah hasil pembelajaran melalui kegiatan perencanaan, tindakan, analisis, dan refleksi.
d. Mengidentifikasi Komponen Pendukung PTK
Komponen pendukung PTK merupakan salah satu penentu keber-hasilan tindakan praktik pembelajaran di kelas. Komponen tersebut antara lain: alat tulis yang dibutuhkan, materi yang diperlukan, tempat pelaksanaan, penataan tempat duduk, instrumen pengumpulan dan pengolahan data, dan penentuan kelompok. Untuk itu, peneliti harus melakukan inventarisasi semua kebutuhan yang diperlukan sebelum melakukan PTK dan diusahakan untuk dilengkapi melalui bekerja sama dengan pihak lain.
e. Merencanakan Waktu PTK
Perencanaan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru sebelum melakukan PTK. Melalui perencanaan yang matang diharapkan akan dihasilkan PTK yang benar-benar berkualitas melalui penelitian yang dilakukan secara matang dan bukan dilakukan secara serta merta. Perencanaan waktu PTK dapat dibuat dalam bentuk matrik berikut.

f. Pelaksaan Tindakan dan Observasi
Skenario tindakan yang telah direncanakan selanjutnya dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran secara nyata. Pada saat bersamaan, kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi yang diikuti dengan kegiatan refleksi untuk menentukan bentuk kegiatan pada siklus berikutnya.
SISTEMATIKA PTK
Isi Bagian Awal
a. Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul laporan secara lengkap dan ditulis dengan huruf kapital, jenis karya tulis, misalnya: laporan akhir, makalah, skripsi, dsb., nama lengkap dan NIS, lambang sekolah atau Pondok, nama lengkap sekolah atau Pondok, dan tahun. Semua ditulis dengan huruf kapital dan disusun secara simetris, rapi dan serasi.
b. Halaman Judul
Halaman judul memuat: (1) judul laporan secara lengkap yang diketik dengan huruf kapital, (2) tujuan penulisan, misalnya: Disusun untuk diajukan sebagai persyaratan pemenuhan angka kredit kenaikan pangkat ke IVb (3) nama dan NIP guru diketik dengan huruf kecil, kecuali huruf-huruf pertama nama dan NIP. (4) nama lengkap sekolah/instansi, diketik dengan huruf kapital, bulan serta tahun.
c. Lembar Persetujuan
Halaman persetujuan memuat: (1) teks “ Laporan akhir oleh ….. telah disetujui dan disahkan pada …………, (2) pengesahan oleh kepala sekolah.
d. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan puji syukur, tujuan penulisan, ucapan terima kasih, serta harapan-harapan. Ucapan terima kasih ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan pihak-pihak lain yang telah banyak membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan laporan.
Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda. Panjang teks tidak lebih dari dua halaman dan diakhir teks dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama terang dan ditempatkan di pojok kanan bawah.
e. Abstrak
Pada bagian awal teks abstrak dicantumkan identitas laporan yang meliputi: nama penulis, tahun, judul penelitian yang ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata pada judul (kecuali konjungsi dan preposisi), jenis karya tulis (PTK), dan nama sekolah.
Bagian kedua abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah identitas laporan. Jumlah kata kunci tidak lebih dari lima kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci, kita dapat menemukan judul-judul laporan beserta abstraknya dengan mudah.
Bagian selanjutnya adalah teks abstrak yang berisi inti sari laporan yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan (kalau ada) saran yang diajukan.
Abstrak ini diketik satu spasi atau spasi tunggal dan panjangnya tidak lebih dari dua halaman kertas kuarto atau A4. Abstrak ini berfungsi untuk membantu pembaca dalam mengetahui isi pokok dari sebuah laporan.
f. Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul sub-bab, dan judul anak sub-bab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul sub-bab dan anak sub-bab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi laporan. Spasi yang digunakan adalah spasi ganda.
g. Daftar Tabel
Halaman daftar tebel memuat: nomor tabel, judul tabel serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan yang terdapat di dalam laporan. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.
h. Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam laporan. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.
i. Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran serta halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.
Isi Bagian Inti
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama dari sebuah laporan yang berisi jawaban apa dan mengapa penelitian itu perlu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan dalam laporan paling sedikit memuat: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan batasan istilah.
Latar Belakang Masalah
Di dalam sub-bab ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritis maupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah PTK. Kondisi ini merupakan hasil renungan dan identifikasi guru terhadap masalah pembelajaran yang telah dilakukan.
Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabannya dalampenelitian. Rumusan masalah dapat juga dikatakan sebagai pernyataan yang lengkap dan terinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel, dan subejk penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara impirik, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban pendek tidak dapat digunakan dalam rumusan masalah.
Rumusan masalah dapat juga dibedakan menjadi dua, yaitu rumusan umum dan rumusan khusus. Tetapi, hal ini bukan merupakan keharusan, apalagi untuk penelitian-penelitian yang kurang begitu kompleks.
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian terhadap masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan masalah penelitian. Hanya saja, jika masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kata tanya, masalah rumusan tujuan penelitian diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan
b. Kajian Pustaka
Kajian Pustaka atau Landasan Teori merupakan bagian kedua (Bab II) dalam sebuah PTK. Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti, dan argumentasi atas hipotesis yang diajukan.
Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji biasanya didasarkan pada dua kriteria, yaitu (1) prinsip kemutakhiran (recency) kecuali untuk penelitian historis, dan (2) prinsip relevansi (relevance). Bahan kajian pustaka dapat diangkat dari buku teks, makalah, laporan-laporan sebelumnya, laporan seminar, jurnal-jurnal penelitian, dan diskusi-diskusi ilmiah.
c. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah tahapan-tahapan cara untuk melaksanakan penelitian. Gunakanlah rancangan PTK yang telah lazim digunakan.
Contoh:
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom based action research) dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambaran keefektifan tindakan yang dilakukan. Peningkatan rancangan dilakukan dengan menggunakan kelas yang sama pada pertemuan berikutnya dengan perubahan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Remidi dilakukan dalam bentuk yang ditetapkan setelah diketahui kesulitan belajar yang dialami siswa, dilakukan apabila tindakan belum memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan.
d. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Disesuaikan dengan rumusan dan temuan data. Pada PTK, bagian-bagian dalam bab IV meliputi perencanaan, proses, dan refleksi.
e. Penutup
Penutup berisi simpulan dan saran. Isi kesimpulan penelitian yang utama adalah yang terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan dapat ditarik dari hasil pembahasan (Bab IV) dan merupakan rangkuman semua hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab tersebut.
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian.
Saran dapat diajukan kepada perguruan tinggi, instansi, dinas, jawatan, lembaga pemerintahan maupun swasta, atau yang lain yang dianggap layak.
Isi Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar pustaka harus sudah disebutkan dalam teks laporan. Bahan pustaka yang hanya dipakai sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks laporan tidak boleh dimasukkan dalam daftar pustaka. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftra pustaka meliputi: nama pengarang dibalik tanpa gelar akademik, tahun penerbitan, judul, termasuk subjudul, tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Lampiran-lampiran
Lampiran dalam PTK sangat diperlukan. Lampiran dapat berisi materi, instrumen penelitian (tabel analisis data, pedoman wawancara, pedoman observasi), foto-foto kegiatan, dan beberapa hasil kerja siswa.
KESIMPULAN
Penelitian Tindakan Kelas yang baik bukanlah penelitian yang rumit dan kompleks, tetapi penelitian yang dapat bermanfaat bagi siswa dan guru dan memungkinkan untuk diselesaikan. Untuk itu, perlu dipikirkan terlebih dahulu tentang sarana, prasarana, dana, waktu yang tersedia, serta yang tidak lebih pentingnya adalah kemampuan peneliti itu sendiri.
KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Hopkins D. 1992. A Teacher’s Guide to Classroom Researh. Buckingham: Open University Press.
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada pelatihan peningkatan guru di Makasar. Jakarta tahun 2005.
Taggart, Robin Mc. 1994. Action Research: Philosophy, Aplication and some Methodological Concerns. Makalah Seminar Ections Research di IKIP Yogyakarta, 16 Mei 1994.
Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas
1. Upaya meningkatkan kemampuan bermain drama melalui inovasi model iduteinment siswa kelas VII a SMPN 10 Pasuruan.
2. Penggunaan Model-model Mind Maping Quantum Teaching dalam rangka meningkatkan memotivasi siswa kelas VIII b belajar ………. SMPN 2 Pasuruan
3. Model jantung tombol sebagai alat peraga inovatif dalam meningkatkan pembelajaran proses peredaran darah pada manusia siswa kelas IX b SMP 4 Pasuruan
4. Peningkatan kemampuan memahami ikatan kimia melalui Model atum dari kardus siswa kelas XI iA1 SMAN 2 Pasuruan.
5. Pemanfaatan teknologi informasi dalam meningkatkan kemampuan memahami bangun datar dan sistem uji materi siswa kelas VIII iS2 MA Al Yasini Pasuruan.
6. Penggunaan strategi pembelajaran kartu dalam rangka meningkatkan kemampuan kosa kata bahasa Jepang siswa kelas VIII SMPN 10 Pasuruan
Penyusun
Imron Rosidi, M.Pd lahir di Surabaya, 10 Juni 1966. Lulusan D3 IKIP Surabaya, S1 IKIP Malang, S2 Universitas Negeri Malang, dan saat ini sebagai mahasiswa S3 (doktoral) di Universitas Negeri Malang. Memiliki istri seorang perawat, Farihatullaila dengan dua anak, yaitu Pratananda Hosni Muharrom (9 tahun) dan Salsabilah Magistra Ardelia (4 tahun). Sebagai mantan guru SMAN 2 Pasuruan, Imron sekarang mengajar di SMKN 2 Pasuruan. Selain itu juga sebagai dosen di STKIP kota Pasuruan dan sampai tahun 2005 juga menjadi staf pengajar di Akper kota Pasuruan. Imron Rosidi juga mengajar di pondok Salafiyah Pasuruan dan Sidogiri Pasuruan, serta pembimbing KIR SMAN 4 Surabaya.
Pada tahun 2006, Imron Rosidi terpilih menjadi salah satu peserta pertukaran tokoh masyarakat Indonesia-Amerika dan telah mengunjungi 6 negera bagian di Amerika, antara lain Cichago, Alabama, Missisipi, Atlanta, Memphis, dan Washington DC. Beberapa kali menjadi finalis lomba karya ilmiah tingkat nasional dan menjadi juara 3 tingkat nasional pada tahun 2004, juara 2 tingkat nasional pada tahun 2006, serta juara 3 tingkat Jatim pada tahun 2005. Kegiatan tulis-menulis telah dilakukan sejak menjadi mahasiswa dan buku pertamanya terbit pada tahun 1994. Beberapa buku telah dihasilkan dan telah dipakai di tingkat nasional, antara lain Ayo Menulis Karya Ilmiah penerbit Pusbuk, Menulis, SiapaTakut penerbit Kanisius dan buku paket bahasa Indonesia untuk SMA berdasarkan KTSP yang terekomendasi Mendiknas.
Komentar :
Posting Komentar